Rabu, 16 Juli 2014

Surat Benci Untuk Kalian

Dicintai kalian? Biasa saja. Apa yang luar biasa dari kalian? Kalian cuma orang-orang bodoh yang tertawa dengan lelucon yang sama berkali-kali, yang menangis dan marah saat salah satu tersakiti, yang terus dia di grup whatsapp dan melihat last seen satu sama lain.

Kalian biasa saja, tidak ada lebihnya, kekurangan penuh di mana-mana, sering menyebalkan, tidak pernah tepat waktu, bebal. Kalian biasa saja, tapi untukku ini sudah sempurna. Ada orang-orang yang bisa selalu membuat aku marah dan mengulang rindu berkali-kali ya kalian. Ada orang-orang yang membuat aku mengingat proses yang dulu juga aku jalani ya kalian. Ada orang-orang gila yang menggoceh tengah malam sendirian, bahkan si gila Dhika berbicara dan menetap terus di grup whatsapp pertama mengoceh tanpa ada yang mendengar. Si gila melda berhujan-hujan demi pulsa. Si gila gayung yang siap sedia setelah perang selesai. Si gila nini yang sekarang sibuk dan selalu dirindukan (gombal), si gila yani, ummi, yang entahlah... mungkin kotak tertawa memang benar-benar ada, manusia ini selalu konyol. Lalu bayu "we miss you" ini udah perwakilan kecil dari semua rindu kami yang entah harus gimana numpahinnya, makasih menjadi orang yang tetap tenang saat yang lain kebakaran. Aku sayang kalian, mungkin, ya sedikit.

Jadi kita pernah hujan-hujanan di dalam sana, mendengar cerita-cerita yang entah apa. Melontarkan kata-kata yang lebih kasar dari apapun untuk ditertawakan, berharap hp ummi error setiap kita semua lagi pada ngomong kotor.

Kita pernah berantem dan baikan, salutnya ya kita enggak pernah pergi. Aku bahkan pernah ngambek sama Dhika dan ngusir dia karena nggak pernah ngomong tapi dia enggak mau "kalau mau kick, gpp" cuma itu katanya.

Ummi, kita pernah telponan dan nangis-nangisan tengah malam, yes? Makasih udah jadi penenang dalam sakit-sakit yang sering muncul tiba-tiba.

Melda, entahlah. Ada banyak aku di dalam kamu, enggak keseluruhan, cuma cara mencintai kita sama (ummi bilang). Bedanya kamu masih bisa seperti ini dan aku yang sekarang sudah terlalu angkuh untuk mengakui, aku mengeraskan diri dan jika patah, patahannya pun sering mencapkan serpihan-serpihan sakit yang kacau. Ada banyak aku di kamu, dari cara kita mencintai. Aku harap kamu juga menemukan pelabuhan tanpa berpindah-pindah seperti aku, nanti.

Nini, cemungudh eah neng. Aku teh sayang pisan ke kamu. Secapek apapun semangat jangan kendor, makan dijaga, jangan lupa shalat dan doa. Dan jangan lupa ngabarin keadaan kamu. Seneng ya sama kerjaannya. Mudah rezeki :*

Gayung, yung rumah tetangga ke bakar dua minggu lalu, lu kemana?
"Maaf kak, tadi habis nimba pake besekan sayur yang bolong-bolong"
WESBIASYAAAA

Bayu, hallo tuan penyair. Inget dulu kita duel? Tapi endingnya aku jadi pasangan Yani Anisha malam itu dan kamu eng ing eng, sama ucup. Kamu kemana? Kami kangen kamu, kamu tahu sekarang sejak enggak ada kamu, aku enggak bisa puasa marah-marah soalnya si gayung nimba pake besek, kan dulu kamu yang suka ngademin kita, kamu kayak pohon bay, dilempar pake batu selalu membalas dengan buah walau kadang rantingnya sekalian. Hahahaha "we miss you"

Makasih kalian, aku bangga dicintai orang-orang yang enggak pernah mau melangkah pergi "se-bangsat-apa" berulah, tetap ada yang paham dan anggap "ah, biasa ini mah. Ah, entar juga adem sendiri" sampai tua ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar