Minggu, 06 Juli 2014

Siluman Amoeba Dan Gelitik Rindu--Nya

"Iya, seperti ini lah perjalanan, duduk berjam-jam di dalam kendaraan beroda empat lalu membayangkan kamu yang ada di sampingku"

Saat mengembara pun aku masih berpikir tentangmu, aku rasa dari awal pertemuan kita debar ini tak pernah reda, kata teman-temanku usia kita sudah melebihi cicilan kredit sepeda motor, mesin cuci dan alat-alat apapun yang mereka sama kan tapi jelas beda ini kan kredit cinta sebelum naik pelaminan (Aamiin) sepanjang jalan ini aku berharap mengenggam tanganmu, tapi yang aku genggam sedari tadi hanya tanganku, kamu tak ada di sini, tapi hangatmu tak pernah lepas bahkan setelah beribu-ribu kali aku mandi, mengosok-gosok tubuh dengan sabun, pembersih lantai atau pemutih pakaian, tidak pernah hangatmu tidak pernah lepas.


"HUBUNGAN JARAK JAUH YANG MENDADAK SETELAH SEBELUMNYA LIMA LANGKAH ITU TAK HENTI-HENTINYA AKU KUTUK"


Kadang ada rasa senang, katanya saat hubungan ini diuji artinya semakin banyak susah senangnya artinya lagi semakin tidak gampang untuk saling melepas genggamannya, tapi tidak jarang juga aku mencaci-caci (dalam hati) pasangan yang tanpa sengaja bermanis-manis di depanku, dan saat kesadaran kembali. Aku pun sering seperti itu denganmu bukan? Dan mungkin ini juga yang dirasakan orang-orang yang tanpa pasangan atau sedang berjauhan dengan pasangannya dulu. Ternyata karma itu berputar sama, atau lebih pedih karena hati yang rasa beda-beda. Tapi setidaknya dari sini nanti aku bisa belajar mulai menjaga perasaan orang lain.


"JADI AKU MEMBUAT TULISAN KACAU INI SEBAGAI PENENANG HATI YANG RINDU SEDANG MELEBAR--MELEBUR DALAM DADA"


Rindu mendadak terlalu lebar terlalu penuh, dan mulutku mendadak terlalu malas untuk berbicara dengan teman-teman seperjalananku, sedari tadi aku mendengar mereka dengan telinga tembus, istilah guru-guru SMA zaman dulu saat anak-anak tidak menyimak pelajarannya "masuk kiri keluar kanan" aku tidak bisa menyimak satu pun obrolan teman-temanku, jari-jariku gatal mengirim pesan dan menekan-nekan nomermu. Tapi aku takut itu membuatmu harus berpikir lebih, ada sesuatu yang tidak beres di perjalananku, maka dari itu aku melanjutkan torehan kacau ini.


"RINDU BANGSAT SEJADI-JADI NYA SAAT JARAK MEMBELAH DIRI SEPERTI AMOEBA DAN MENIMBULKAN GELITIK-GELITIK RINDU, TAK KARU"


Kalian tahu amoeba? Makhluk kecil yang bisa membelah diri, ya itu lah kecilnya yang aku tahu. Tapi sialnya JARAK ini SI SETAN SERBA BISA, dia menjelma menjadi siluman amoeba, membelah sesukanya dan berternak rindu dalam hatiku, ujung-ujungnya mata semai airmata. Sial!


"GELITIK RINDU--GELITIK RINDU
BAGAIMANA KAU BISA LUCU
PADAHAL SANGAT MENYEBALKAN
MEMBUAT TERTAWA DAN MENANGIS
DALAM SATU WAKTU
GELITIK RINDU--GELITIK RINDU
COBA SURUH SI SETAN SERBA BISA
MENJELMA MENJADI PELUKAN
AGAR AKU BERHENTI MENGUTUKIMU"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar