Harusnya kau berpikir sebelum mencari gara-gara dengan seorang pendendam yang baik sepertiku, tapi aku rasa otakmu terlalu tumpul. Kau pun pintar berpura-pura setelah segala kesalahanmu. Bodohnya kau kepura-puraanmu terlalu tipis untuk menutupinya dari mataku. Bedanya kita aku seseorang yang tidak bisa berpura-pura manis untuk membenci. Saat benci aku benci.
Sekarang perasaanku gamang, bukan memikirkanmu. Tapi memikirkan diriku. Aku tidak suka sakit hati. Aku lebih senang melihat kau yang sakit, dengan kepala pecah atau usus memburai. Atau jika aku bisa membunuhmu, akan aku sumpal mulutmu dengan rambut-rambut di kepala dan kemaluanmu, sampai kau mati kehabisan nafas dengan mata melotot.
Kenapa?
Karena agar kau tahu bagaimana sesak dadaku malam ini menahan marah dan mengumpati semua manusia di depanku. Agar kau tahu rasanya kehilangan nafas di udara bebas. Agar kau paham bagaimana geram gertak grahamku menahan ringam.
Aku tidak suka dibuat marah. Aku tidak suka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar