Rabu, 26 Februari 2014

Jatuh Cinta Seperti Apa?

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku yang gila mengingatmu siang malam.

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku yang bertahan dengan segala angkuh rindu yang kita acuhkan

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku yang mengikat saat kau pelan-pelan melepas

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku yang tidak memiliki alasan untuk mencintaimu

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku yang menjaga hatiku
Agar tak remuk setiap kau membantingnya.
Karena jika dia remuk dan pecah.
Aku kehilangan satu potongan rasa untuk memuja.
Jika aku kehilangan sepotong saja
Maka logikaku akan mulai berjalan
Dan aku sadar betapa kejam kamu membantingnya.

Jatuh cinta seperti apa?
Seperti aku.

Selasa, 18 Februari 2014

Jarak & Jarang

" Aku menunduk, wajahku tersipu malu-malu "

 Pagi ini aku bergerak lebih pagi, beberapa waktu aku sering seperti ini. Beberapa waktu aku bergerak seperti seharusnya. Tapi hampir disetiap waktu aku bergerak hal sama selalu terjadi, mengingatmu dan mencari telepon genggam untuk mendapatkan pelukan yang terucap bibirmu.

 Entah kenapa kamu dilahirkan sebagai semangat yang aku tidak tahu cara mengucapkan dengan bahasa apa. Aku tidak pernah bosan membunuh jarak yang ada, setiap waktu aku percaya diantara jarak ini ada tangan Tuhan yang sedang medekatkan kita. Mengajari aku dan kamu saling mengenal lebih jauh dari pada jarak yang sedang membentang kita.

 Semalam aku berdoa, lagi-lagi untuk namamu setelah aku mendoakan kedua orangtuaku. Aku meminta Tuhan jangan cemburu, karena namamu pun sering ku ingat. Lalu aku berkata, aku siap dan masih sama. Selagi masih melihat langit yang sama denganmu dan berpijak pada bumi yang satu. Aku siap dan masih sama, hanya hatiku yang berbeda. Jauh lebih menyayangimu dari pada jarang yang sedang membentang, kita.

Minggu, 16 Februari 2014

Surat Tanpa Mata

Aku harap suatu hari nanti aku tidak kehilangan kewarasanku saat bertemu denganmu. Aku harap aku tidak memeluk tubuhmu terlalu kencang sehingga kamu kesulitan bernafas.

Aku harap aku tidak membantingmu karena telah membuat aku terlalu rindu.

Berdoalah untuk aku tetap mengingatmu dengan baik, tidak lupa setiap jengkal apa yang kamu miliki. Karena kadang rindu membuat ingatanku tak setajam dulu. Bukan lupa, tapi aku terlalu sering merasa tersiksa saat tubuhmu berjarak, pelukan dan ciuman hanya mampu dihasilkan oleh telepon genggam.

Berdoalah aku tetap mencintaimu dengan sama. Jangan sampai lebih lagi, karena jika lebih lagi setelah kamu disini, dimataku. Aku tidak akan pernah berhenti menatapimu.