Selasa, 19 November 2013

" Tua Dalam Cermin "

 ASING. Perempuan itu asing di mataku. Bagaimana bisa dia begitu menghafal gerak-gerikku? Siapa dia? Wanita tua dengan wajah penuh gurat-gurat luka; antara iba dan bingung. Aku benar-benar tak mengenalinya. Kulihat sekelilingku, ruangan begitu berdebu, tak biasanya ibu membiarkan rumah sekotor ini. Lalu aku kembali bertatapan dengan wanita tua tadi, mencoba menerka-nerka berapa banyak rambut putih yang merimbun di kepalanya. Ingin kutanyakan padanya tentang keberadaan orang tuaku, tapi mimik wajah tua itu sama bingungnya dengan wajahku. Mungkin lebih baik tak perlu kutanyakan, karena tak mungkin ada jawaban darinya yakinku.
 Lalu, aku punya pertanyaan lain; apakah perang telah usai? Peraduan otakku yang bingung kembali bertanya-tanya tanpa tahu kemana harus mencari jawaban. Kenapa tak lagi terdengar ledakan, tangisan dan suara senjata? Apakah perang sudah berhenti? Bukankah sebelum tertidur aku kesakitan? wajahku terkena serpihan granat salah lempar? Tapi setidaknya sekarang tak perih dan tak panas lagi. Pasti ibu yang mengobati.
 Ah, sepertinya aku tertidur terlalu lama, jadi? hanya aku dan wanita tua dalam cermin ini yang tersisa sebagai penanda perang usai. Baiklah hanya kami!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar