Panggil saja dia kupu-kupu
Siang dia mencari, malam dia coba memacari.
Bukan tanpa alasan atau kepuasan diri.
Tapi untuk perut-perut kosong anak-anaknya yang meminta nasi.
Panggil saja dia kupu-kupu
Lelah pun dia pasrah, tidak mengeluh dengan senyum bibir tanpa lesu.
Agar anak-anaknya bisa minum susu.
Panggil saja dia kupu-kupu
Tak jarang dia pulang membawa biru.
Bekas di dada, lengan atau bagian manapun.
Tak jarang!
Dia kupu-kupu, ya benar.
Apa? Kenapa? Jika ada pilihan dia pun tak mau begitu.
Dia kupu-kupu, ya benar.
Apa? Kenapa? Jika ada pilihan dia pun malu.
Dia kupu-kupu, ya benar
Apa? Kenapa? Jangan pandang dia seperti debu bakaran "asu"
Putar otakmu, putar otakku. Mereka manusia, mereka sama seperti kita. Ulurkan tanganmu, ulurkan tanganku.
Bantu mereka, bantu kupu-kupu.
Mereka punyak hak untuk hidup baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar