Kamis, 19 Juni 2014

Aku Pungguk, Kamu Kue Bulan Dadar Yang Aku Rindu



Aku pungguk, kamu bulan. Aku pungguk yang bermimpi meraih bulan. Kenyataannya menaiki jenjang tertinggi pun pungguk tetap tidak bisa terbang meraih bulan. Pungguk cuma bisa duduk di atas sebatang pohon asam, memandang bulan yang seperti kue dadar, berharap jatuh ke tangannya dan menelannya bulat-bulat dalam perut. Manusia pasti pernah berharap, dan disetiap harapan kekecewaan bukan harga langka, pasti ada. Lalu saat kebahagiaanmu patah, kamu bisa apa selain merindu--nya utuh? Seperti aku sekarang. Ada sesuatu yang aku sebut saja 'RAHASIA' aku memimpikannya setiap waktu, mendoakannya, berharap dan ingin. Tapi pungguk tidak bisa terbang dan batang asam pun tak bisa sama rata dengan bulan, memanjat setinggi apapun tak bisa. Jadi aku menunggu, merindu, pungguk merindukan bulan. Semakin lama waktu berjalan semakin sadar aku ditampar waktu, setiap tik tok jam seperti menuduh-nuduhku.

"Kau pungguk, bisa tidak bercermin di air bersih. Liat siapa kamu apa bentukmu, mana sayapmu? Berani-beraninya bermimpi bulan jatuh ketanganmu"

Aku berjalan menuju air bersih, di sana terpatul rupa--ku. Ah, iya. Aku pungguk, tak punya sayap. Mungkin sekarang yang harus aku lakukan mencari batang asam yang cukup tinggi, yang lebih tinggi lagi dari yang kunaiki tadi atau pohon aren? Atau? Kalian tahu apalagi yang cukup tinggi menyamai bulan? Mimpi? Cuma mimpi yang bisa menyamai bulan. Iya, benar. Aku pungguk, kamu bulan.


#nowplaying Ada band--Haruskah ku mati karenamu ( (╥﹏╥) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar