Rabu, 23 Oktober 2013

Negeri Seribu Mati

 Selamat pagi negeri seribu mati, jarang terlihat pelagi disini, Seringnya polisi berpangkat kecil ditembaki, Aktivis HAM yang diracuni dan juga tentang pengingat sejarah yang dipukuli. Disini juga ada kisah bunda putri yang lebih di tanggapi petinggi dari pada mengurus kami, anak pertiwi.
 Setiap pagi kami tidak cuma hirup asap polusi tapi juga asap korupsi. "masih butuh perumpamaan ternyata kita memang belum merdeka hanya puisi yang membebaskan diri, seolah ibu pertiwi masih tanah suci yang dimakan rakyat sendiri bukan ekspor-impor sana sini?"

 Wiji thukul pun habis sudah kiasan, anak istri di introgasi setelah lihat namanya di tv.
"Waktu aku jadi buronan politik
karena bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik
namaku diumumkan di koran-koran
rumahku digrebek --biniku diteror
dipanggil Koramil diinterogasi diintimidasi
(anakku --4 th-- melihatnya!)
masihkah kau membutuhkan perumpamaan
untuk mengatakan: AKU TIDAK MERDEKA" - Wiji thukul.


 Sempurna bumi kami saat ini, sempurna untuk tempat bunuh diri, mati sendiri, atau dibunuh tanpa bukti. Sempurna untuk menahan lapar dan makan nasi basi. Juga sempurna untuk minum limbah industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar