Selasa, 15 April 2014

Cangkir

 Cangkir, aku salut dengan cangkir. Cangkir selalu menerima segala perbedaan yang masuk ke dalamnya. Dia menyadarkan aku tentang 'jika kau hidup, selalu bersiaplah terbiasa dengan perbedaan'. Cangkir sudah terbiasa terisi semua perbedaan, dan dia menampungnya tanpa beda. Ada kalanya cangkir di isi setengah gelas teh pahit, kopi, susu, air putih yang penuh meruah atau mungkin dia dibiarkan kosong tanpa isi.

 Tapi aku tidak mau menjadi cangkir karena cangkir selalu terisi dan kosong berulang-ulang sampai akhir, cangkir hanya persinggahan sementara. ya itu lah takdirnya menjadi sebuah cangkir. Cangkir selalu di isi dan ditinggalkan secara bersamaan dalam waktu yang berdekatan. Aku tidak mau menjadi cangkir. Aku tidak mau terisi sebentar dan kosong, menunggu baru dan mengulang haru yang sama kembali, aku bukan cangkir. Tidak pernah mau menjadi cangkir.

2 komentar:

  1. suka sama kata katanya....sama pemikirannya juga...menjadi inspirasi buat saya dalam merangkai kata...

    BalasHapus
  2. Wah terimakasih sudah mampir :)

    BalasHapus